Selasa, 08 Agustus 2017

JARAK DAN WAKTU Part 2




  JARAK DAN WAKTU
Part 2

 “Yaudahlah, entah apapun maksudmu kaya gitu, gak pernahnya kuminta samamu apa-apa, trakhir kaya gini kau buat samaku pas dihari aku merasa senang karena hari ini hari yang special untuk kita, kalo memang itu maumu, Okee.. gak masalah. Kita PUTUS” Begitulah kalimat terakhir mila marah-marah sambil menangis tersedu-sedu sesaat sebelum menutup telponnya malam itu.
Setelah mengorek cerita mila begitu lama dan dalam, akhirnya mila cerita juga kenapa dia sampai berpisah dengan Vandi dan apa yang dikatakan Vandi pada saat mereka telponan malam itu.
Malam hari tanggal 22 setelah vandi dan mila selesai SMSan.
Nada dering HP Vandi berbunyi dan Vandi pun mengangkatnya.

Vandi : Hallo

Mila : Hallo, apanya maksud smsmu tadi?

Vandi : Gak ada maksud apa-apa kok, cuman nyeritain perasaan aku aja, yang aku pikirin saat ini.

Mila : Iya, terus maksudmu gimana?

Vandi : Iya maksud aku gini loh Mil, aku tau kamu sayang banget sama aku, aku juga sayang banget sama kamu, cuman aku kepikiran aja sama kamu, aku merasa gak ada gunanya jadi pacar kamu, ya jarak kita jauh, aku gak bisa menjaga kamu di sana, kaya tadi siang ajalah, kamu bilang kamu digangguin sama senior kamu disana, kamu sampai nangis-nangis, sedangkan aku disini gak bisa berbuat apa-apa, aku cuman bisa menahan emosi ketika dengar kamu cerita, aku tidak bisa membantu dan melindungi kamu, terus aku juga tadi cerita sama temen aku yang cewek disini, gimana perasaannya kalo dia jadi kamu, punya pacar tapi tidak bisa melindungi, ya kata teman aku pasti sedih, dan merasa kesepian juga.

Mila : Oh jadi gitu ? Jadi kau lebih percaya sama temen kamu daripada sama aku?  ( Sudah Mulai emosi )

Vandi : Bukan gitu maksudnya Mil, ( Berusaha tenang )

Mila : Asal kau tau ya, aku bisa melindungi diriku sendiri, lagian ngapain kau percaya sama temenmu itu, mungkin suka dia samamu makanya gitu dibilangnya biar kita gak saling percaya.

Vandi : Bukan gitu loh Mil, aku pikir ada benarnya juga kata temen aku itu, ya aku cuman bisa memikirkan kamu tanpa bisa berbuat apa-apa.

Mila : Emangnya apa yang aku minta darimu ? pernah gak aku minta yang gak bis akau kasih ? ( semakin emosi ).

 Vandi : Enggak mil, aku cuman kepikiran, kayanya kalo kamu punya pacar disana lebih baik, kamu juga ada yang jaga ada yang lindungin, kamu gak akan diganggu lagi sama siapa-siapa.

Mila : Udahlah, ntah apapun kau bilangin ? jadi kau mau udahan aja ? tau nya aku kalo kau udah mau punya pacar lagi kan disana? Gak usahlah kau buat alasan-alasan gak jelas gitu.

Vandi : Gak ada, aku gak ada pacaran disini, seriusan ini, aku cuman pengen kau ada yang jaga aja disana, gak lebih.

Mila : ntah apapun maksudmu, gak suka kali aku sama caramu ini ya. Kaya gini pula kau bikin samaku. Yaudahlah, entah apapun maksudmu kaya gitu, gak pernahnya kuminta samamu apa-apa, trakhir kaya gini kau buat samaku pas dihari aku merasa senang karena hari ini hari yang special untuk kita, kalo memang itu maumu, Okee.. gak masalah. Kita PUTUS.

Telepon pun diputus oleh Mila malam itu.
Setelah mendengar cerita itu dari Mila, awalnya aku merasa kesal terhadap Vandi, karena menurut aku itu alasan yang sangat konyol untuk menyudahi sebuah hubungan, tapi aku tidak menyampaikan perasaanku itu pada Mila, takut ia merasa kesal dan tambah sedih lagi.
Sekian beberapa hari setelah itu Mila pun kembali ceria lagi tidak murung seperti malam itu, aku sempat kepikiran juga terhadap hubungan Mila dan Vandi. Kali ini aku mulai berpikir netral, aku memposisikan diriku bukan sorang teman Mila dan juga bukan teman Vandi. Aku berpikir keras, dan akhirnya aku tersadar, bahwa didalam hubungan mereka tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar salah satunya, bisa disebutkan mereka sama-sama salah.
Aku berpikir, Cinta mereka berdua sangatlah tulus, hanya saja mungkin karena jarak dan waktu yang meyebabkan mereka saling terpropokasi, ditambah lagi mungkin saat itu mereka berdua sedang dalam posisi emosi yang mendalam satu sama lain, sehingga tidak bisa berpikir jernih dan dewasa satu sama lain.
Dan pada akhirnya kau mendapatkan pelajaran yang berharga dari kisah mereka.

Cinta bukan lah sekedar kata, dan juga tidak sesederhana kalimatnya, Cinta itu harus Dewasa, saling melengkapi, saling menyanyangi, saling pengertian dan saling meyakinkan. Itu adalah cinta, lebih dari itu merupakan misteri. 

Selesai.

Air Mata Kekasihku

Di dalam baringku, dia menghampiriku. membaringkan dirinya didekatku. kepalanya mulai bersandar di bahuku. Aku sedih Kalimat singkat...