JARAK DAN WAKTU
Part 2
Part 2
“Yaudahlah, entah apapun maksudmu kaya gitu,
gak pernahnya kuminta samamu apa-apa, trakhir kaya gini kau buat samaku pas
dihari aku merasa senang karena hari ini hari yang special untuk kita, kalo
memang itu maumu, Okee.. gak masalah. Kita PUTUS” Begitulah kalimat terakhir
mila marah-marah sambil menangis tersedu-sedu sesaat sebelum menutup telponnya
malam itu.
Setelah mengorek cerita
mila begitu lama dan dalam, akhirnya mila cerita juga kenapa dia sampai
berpisah dengan Vandi dan apa yang dikatakan Vandi pada saat mereka telponan
malam itu.
Malam hari tanggal 22
setelah vandi dan mila selesai SMSan.
Nada dering HP Vandi
berbunyi dan Vandi pun mengangkatnya.
Vandi : Hallo
Mila : Hallo, apanya
maksud smsmu tadi?
Vandi : Gak ada maksud
apa-apa kok, cuman nyeritain perasaan aku aja, yang aku pikirin saat ini.
Mila : Iya, terus
maksudmu gimana?
Vandi : Iya maksud aku
gini loh Mil, aku tau kamu sayang banget sama aku, aku juga sayang banget sama
kamu, cuman aku kepikiran aja sama kamu, aku merasa gak ada gunanya jadi pacar
kamu, ya jarak kita jauh, aku gak bisa menjaga kamu di sana, kaya tadi siang
ajalah, kamu bilang kamu digangguin sama senior kamu disana, kamu sampai
nangis-nangis, sedangkan aku disini gak bisa berbuat apa-apa, aku cuman bisa menahan
emosi ketika dengar kamu cerita, aku tidak bisa membantu dan melindungi kamu,
terus aku juga tadi cerita sama temen aku yang cewek disini, gimana perasaannya
kalo dia jadi kamu, punya pacar tapi tidak bisa melindungi, ya kata teman aku
pasti sedih, dan merasa kesepian juga.
Mila : Oh jadi gitu ?
Jadi kau lebih percaya sama temen kamu daripada sama aku? ( Sudah Mulai emosi )
Vandi : Bukan gitu
maksudnya Mil, ( Berusaha tenang )
Mila : Asal kau tau ya,
aku bisa melindungi diriku sendiri, lagian ngapain kau percaya sama temenmu
itu, mungkin suka dia samamu makanya gitu dibilangnya biar kita gak saling
percaya.
Vandi : Bukan gitu loh
Mil, aku pikir ada benarnya juga kata temen aku itu, ya aku cuman bisa
memikirkan kamu tanpa bisa berbuat apa-apa.
Mila : Emangnya apa
yang aku minta darimu ? pernah gak aku minta yang gak bis akau kasih ? (
semakin emosi ).
Vandi : Enggak mil, aku
cuman kepikiran, kayanya kalo kamu punya pacar disana lebih baik, kamu juga ada
yang jaga ada yang lindungin, kamu gak akan diganggu lagi sama siapa-siapa.
Mila : Udahlah, ntah
apapun kau bilangin ? jadi kau mau udahan aja ? tau nya aku kalo kau udah mau
punya pacar lagi kan disana? Gak usahlah kau buat alasan-alasan gak jelas gitu.
Vandi : Gak ada, aku
gak ada pacaran disini, seriusan ini, aku cuman pengen kau ada yang jaga aja
disana, gak lebih.
Mila : ntah apapun
maksudmu, gak suka kali aku sama caramu ini ya. Kaya gini pula kau bikin
samaku. Yaudahlah, entah apapun maksudmu kaya gitu, gak pernahnya kuminta
samamu apa-apa, trakhir kaya gini kau buat samaku pas dihari aku merasa senang
karena hari ini hari yang special untuk kita, kalo memang itu maumu, Okee.. gak
masalah. Kita PUTUS.
Telepon pun diputus
oleh Mila malam itu.
Setelah mendengar
cerita itu dari Mila, awalnya aku merasa kesal terhadap Vandi, karena menurut
aku itu alasan yang sangat konyol untuk menyudahi sebuah hubungan, tapi aku
tidak menyampaikan perasaanku itu pada Mila, takut ia merasa kesal dan tambah
sedih lagi.
Sekian beberapa hari
setelah itu Mila pun kembali ceria lagi tidak murung seperti malam itu, aku
sempat kepikiran juga terhadap hubungan Mila dan Vandi. Kali ini aku mulai
berpikir netral, aku memposisikan diriku bukan sorang teman Mila dan juga bukan
teman Vandi. Aku berpikir keras, dan akhirnya aku tersadar, bahwa didalam
hubungan mereka tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar salah satunya,
bisa disebutkan mereka sama-sama salah.
Aku berpikir, Cinta
mereka berdua sangatlah tulus, hanya saja mungkin karena jarak dan waktu yang
meyebabkan mereka saling terpropokasi, ditambah lagi mungkin saat itu mereka
berdua sedang dalam posisi emosi yang mendalam satu sama lain, sehingga tidak
bisa berpikir jernih dan dewasa satu sama lain.
Dan pada akhirnya kau
mendapatkan pelajaran yang berharga dari kisah mereka.
Cinta bukan lah sekedar
kata, dan juga tidak sesederhana kalimatnya, Cinta itu harus Dewasa, saling
melengkapi, saling menyanyangi, saling pengertian dan saling meyakinkan. Itu adalah
cinta, lebih dari itu merupakan misteri.
Selesai.