Mencoba membuat sebuah cerpen entah cerbung, terserahlah apa namanya yang jelas aku ingin mencoba dan melangkah. Cerita ini terinspirasi dari Kisah yang tidak perlu kamu ketahui apakah nyata atau tidak, yang jelas kamu hanya harus membacanya dan menikmatinya.
JARAK DAN WAKTU
Part 1
Oleh
: Valentinus Pandia
Di luar langit yang
tadinya cerah sekarang mulai menghitam, angin mulai semakin kencang. Sepertinya
itu merupakan pertanda akan datangnya hujan. Mila termenung di depan laptopnya,
mencoba untuk mengetikkan sesuatu di dalam aplikasi Microsoft word itu, namun setelah
sekian lama aku memperhatikan Mila, Dia belum juga mulai mengetik apapun di
dalam Microsoft itu, jangankan mengetik kata, satu huruf pun belum ada terlihat
di laptop itu, Mila terlihat melamun dan seperti sedang memikirkan susuatu hal
yang sangat berat sekali, aku pun memutuskan untuk menyadarkan dirinya dari
lamunannya.
“Hey,,, lagi ngapain malah ngelamun?.” Tanyaku
“Eh, jadi kaget, gak
ada apa-apa kok, aku cuman teringat sesuatu aja, hehehe” Jawab Mila.
“Teringat Apaan ayo??,
Cerita aja lagi, aku gak akan bilang ke orang-orang kok” Godaku
“Ya gak apa-apa kalo
mau diceritain sama orang lain juga” Kata Mila.
“Iya, gak apa-apa kalau
mau di ceritain juga, tapi mau ceritain apa, orang kamu belum cerita apa-apa,”
Kataku lagi.
“Iya ya, lupa hehehe,
kirain tadi aku udah cerita hehehe, maaf-maaf”
“Iya ceritalah”Kataku
Mila pun mulai
bercerita.
Aku akan menjelaskan
sedikit tentang Mila. Mila adalah seorang perempuan yang sudah menjadi
sahabatku sejak kami memasuki Sekolah Menengah Pertama, tingginya kurang lebih
150 cm, dengan rambut panjang sedikit kriting bergelombang, memiliki hidung
yang tidak terlalu mancung dan juga tidak terlalu pesek, berbadan sedang tidak
terlalu gemuk dan juga tidak terlalu kurus, dulu aku pernah menanyakan berat
badannya kalau tidak salah beratnya sekitar 47 kg, mukanya cantik dan orangnya
baik.
Kurang lebih sekitar 4
tahun yang lalu, kejadiannya saat Mila sudah lulus SMA dan akan melanjutkan
Kuliah. Sebelum Mila memutuskan untuk pergi ke Kota Medan untuk bimbingan dia
pun mengalami salah satu fase sebagai anak remaja yang mau menuju dewasa, yakni
fase jatuh cinta. Lelaki itu adalah Diavandi,biasa dipanggil Vandi. Vandi juga
sama saat itu sama-sama sudah lulus SMA dan akan melanjutkan kuliahnya, Vandi
merupakan orang rantau di daerah itu, dia tinggal bersama sebuah kelurga yang
kebetulan rumahnya tidak jauh dari rumah Mila. Sebelumnya mereka berdua
tidaklah saling mengenal, namun seiring dengan berjalannya waktu mereka pun
saling mengetahui namun tidak pernah berbicara hanya saling pandang saja. Saat
mau berangkat sekolah Mila harus melewati rumah yang ditumpangi oleh Vandi,
mulanya biasa saja, namun perubahan itu ada setelah sekian lama lewat depan
rumah itu, Mila baru menyadari kalau Vandi sering memperhatikan Mila dari teras
rumah itu, vandi sering membersihkan rumah itu sampai keterasnya setiap
paginya, saat melihat seperti itu Mila tidak terlalu memperdulikannya, karena
menganggap itu biasa saja, pandangan dan lirikan Vandi hanyalah sekedar saja.
Kurang lebih 2 tahun lamanya terus saja seperti itu, hingga suatu saat entah
dapat dari mana atau dari siapa, Vandi meminta pertemanan pada Mila di salah
satu Media social yang terkenal pada jamannya, dan mungkin hingga sekarang pun
masih terkenal, yaitu Facebook. Mila pun menerima pertemannan itu tanpa
berpikiran aneh-aneh. Vandi mulai melancarkan serangnanya, Dia mulai melakukan Chating dengan Mila di Facebook itu,
semakin hari semakin dekat, hanya saja dekatnya di dalam dunia maya, belum
pernah ketemuan di dunia nyata. Suatu hari Vandi meminta nomor handphone Mila dari facebook, entah
setan apa yang merasuki Mila saat itu, diapun langsung memberikan nomor hanphone nya pada Vandi. Mereka pun
mulai sering saling SMS dan tidak jarang juga telponan sampai larut malam
selama masih di Kota itu.
Karena
tuntutan dari sebuah kebutuhan pendidikan untuk melanjutkan ke Perguruan
Tinggi, maka Mila pun akhirnya pergi ke Medan untuk mengikuti Bimbingan Belajar
Intensif di salah satu lembaga belajar yang
cukup terkenal di Kota Medan. Selama mengikuti bimbingan, komunikasi antara
Mila dan vandi masih lancar-lancar saja, dan tidak ada masalah, hingga suatu
hari tepatnya Mila lupa hari apa, yang jelas waktu itu tanggal 22 Juni 2011,
vandi pun menyatakan perasaannya pada Mila, dan menanyakan pada Mila bagaimana
keputusannya. Seperti terhipnotis Mila pun mengiyakan pertanyaan Vandi sebagai
arti setuju bahwa mereka jadian dan sekarang status mereka sudah pacaran. Mila
sangat senang waktu itu dan Vandi juga senang.
2 bulan kemudian
pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi pun di umumkan, Mila dapat tempat
kuliah di Kota Riau sedangkan Vandi mendapat tempat kuliah di Kota Bandung Jawa
Barat. Mereka saling berkomitmen akan saling menjaga perasaan dan tetap dengan
status pacaran. Sudah mulai perkuliahan dan mereka masih melakukan komunikasi
lancar-lancar saja, dan hampir setiap malam mereka bertelponan, saling percaya
satu sama lain. Begitulah setiap harinya.
Setan
itu mulai muncul, entah setan apa yang merasuki Vandi, tepat pada tanggal 22
bulan ketiga Vandi dan Mila menjalin cinta dan tidak pernah ada masalah yang
begitu berarti selama ini, namun kali ini dari sore hari mereka terus-menerus
saling SMS, masalahnya mulai kompleks, malam hari tanggal 22 saat itu Vandi
menyuruh Mila untuk menelpon dirinya, dan mereka berbicara panjang lebar di
telpon itu, hingga akhirnya Mila marah-marah hebat di telpon itu dan seperti
menanyakan mengapa harus seperti itu, karena sudah tidak kuat lagi dengan semua
ulah Vandi Mila pun mengakhiri hubungan mereka. Mila menangis sekeras-kerasnya,
tidak peduli dengan sekelilingnya. Alhasil mereka Putus tidak lagi berhubungan,
dan hampir seminggu Mila kacau dengan segala pikirannya tentang Vandi. Mila
sedih seperti kehilangan harta paling berharganya, bahkan saat menceritakan
ini, Mila masih saja meneteskan air mata.
( Bersambung )