Sabtu, 04 Maret 2017

PARA PEJUANG SUBUH (PPS)

Para Pejuang Subuh

Hari ini adalah hari Sabtu, 4 Maret 2017. Tepat pada pukul 04.30 WIB dinihari aku keluar dari kosanku yang terletak di daerah Cikutra, Bandung. mungkin kalian bertanya untuk apa aku keluar sesubuh itu, bukan lain alasannya hanya satu yakni karena aku belum tertidur hingga pada saat itu.

Sebenarnya bukan baru sekali ini aku keluar sesubuh itu, mungkin sudah sering dan aku keluar untuk mencari sedikit pengisi perut dengan maksud agar bisa tidur lelap ketika perut sudah terisi. Meskipun demikian, baru kaliini aku terpikirakan akan hal tentang orang-orang yang ada disekitarku ketika aku sedang berjalan di daerah kosanku ini yakni para pejuang subuh.

Bapak-bapak, ibu-ibu mulai dari yang masih muda sampai yang sudah mulai renta dengan sisa-sisa teanaganya, mereka masih terus berjuang demi sesuap nasi hasil dari dagangan mereka pagi ini. Melihat itu aku berpikiran sungguh mulia pekerjaan mereka, karena dengan jerih payah mereka banyak orang lain yang terbantu dan terpenuhi kebutuhannya termasuk aku dalam sehari-hari. Keberadaan mereka mungkin saja tidak kita rasakan secara langsung pengaruh dan manfaatnya, tetapi bila kita telursuri lagi, mereka benar-benar berperan banyak dalam memenuhi kebutuhan kita.

Misalanya satu contoh  dengan adanya mereka, ibu-ibu yang akan menyiapkan sarapan untuk anakknya nanti pagi sebelum melakukan aktivitas bisa tepenenuhi, itu merupakan dampak yang langsung dirasakan dalam rumah tangga, lain lagi dengan aku yang masih sendiri yang jauh dari orang tua dan hidup sendiri di rumah kos di tanah perantauan, dampak yang aku rasakan tidak langsung, melainkan melalui rumah makan, bayangkan saja apabila para pejuang subuh yakni para pedagang dipasar tidak lebih dulu dibandingkan yang berbelanja untuk kebutuhan rumah makan, atau bahkan para  pedagang itu tidak ada samasekali, maka rumah makan pun akan kesusahan mencari bahan baku masakannya, alhasil akupun mungkin tidak akan bisa makan lagi, karena aku pasti makan dirumah makan, dan kalo rumah makannya tutup karena tidak ada yang berjualan, maka akupun pasti akan kelarapan, dan kalo aku kelaparan, aku gak akan bisa berpikir.

Ya, begitulah kira-kira tentang para pejuang subuh ini, karena dengan adanya mereka kita bisa damai dengan salah satu anggota oragan tubuh kita yakni lambung.
Inti dari tulisan ini sangatlah sederhana, aku hanya ingin menyampaikan bagaiman kita harus bersyukur dalam keadaan apapun, dan jangan pernah mengeluh dengan apapun yang kita dapatkan. Setiap manusi memiliki jalan dan hidupnya masing-masing, dan apapun itu jalannya, BERSYUKUR sajalah.

Dan terakhir untuk kali ini aku benar-benar merasakan syukur yang begitu luar biasa karena melihat mereka para pejuang subuh para pedangang di pasar tradisional.


Demikianlah tulisan yang sangat sederhana ini, aku mau tidur dulu yah. DaDaaaaa ……  

Air Mata Kekasihku

Di dalam baringku, dia menghampiriku. membaringkan dirinya didekatku. kepalanya mulai bersandar di bahuku. Aku sedih Kalimat singkat...